19 Mar 2011

Teori Asal Mula Jagat Raya.






Ada beberapa teori tentang asal mula jagat raya, diantaranya:

1. Teori Big Bang

Enstein adalah orang yang mempopulerkan teori ini. Teori ini didasarkan pada penelitian yang ditemukan bahwa jagat raya ini mengembang, seluruh bintang dan planet bergerak saling menjauhi seolah-olah asal mula dari seluruh benda-banda langit ini berasal dari satu titik.

Pada tahun 1915 Enstein menyempurnakan teorinya tentang relativitas, yang kemudian ia terapkan pada pendistribusian zat diruang angkasa. Kemudian di tahun 1917 ada massa bahan yang hampir seragam dimana keseimbangannya tak menentu antara kekuatan gravitasi dan kekuatan dorong kosmis lain yang tak dikenal. Semua ini kemudian dapat dipecahkan pada tahun 1922 oleh ahli fisika Russia. Ia mengatakan bahwa kekuatan tolak tidaklah berperan, bahkan seluruh jagat raya terus mengembang dan bergerak saling menjauhi dengan kecepatan tinggi. Itu menandakan bahwa semua benda yang terdapat di jagat raya ini berasal dari suatu titik dan terjadi semacam ledakan yang maha dahsyat sehingga melontarkan seluruh partikel hasil ledakan tersebut.

2. Teori Nebula
awalnya, ada sekumpulan awan gas dan debu yang sangat besar. awan ini terganggu oleh gravitasi benda lain (akibat tekanan dari meledaknya bintang/supernova atau karena ada bintang lewat) sehingga awan ini memadat sambil berputar. akibat putarannya itu, bentuknya berubah dari bola raksasa menjadi piringan/cakram yang bagian pusatnya lebih tebal. di bagian ini terbentuklah matahari.

di piringan, akibat banyak tumbukan antar material akhirnya terbentuklah gumpalan-gumpalan yang berjarak tertentu satu sama lain. gumpalan2 ini kemudian memiliki gaya gravitasi sehingga menarik segala benda yang lebih kecil di sekitarnya. akibatnya, gumpalan ini semakin lama semakin besar dan semakin kuat gravitasinya dalam menarik material di sekitarnya. gumpalan ini akhirnya menjadi planet-planet yang kita kenal sekarang.

di bagian yang dekat matahari, semua gas terdorong keluar. akibatnya, planet-planet di dekat matahari adalah planet terestrial dan yang jauh adalah planet gas (akibat gas yang terlontar tadi terkumpul di jarak yang jauh dari matahari).

dalam pembentukannya menjadi planet, gumpalan2 itu berputar pada porosnya yang kini kita lihat sebagai rotasi planet. sedangkan gerakan piringan masih terlihat hingga sekarang sebagai gerak revolusi planet (mengelilingi matahari)

3. Teori Planetesimal
Teori Planetesimal dikembangkan oleh Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Moulton pada tahun 1905. Menurut teori ini, matahari merupakan benda yang sudah ada di antara bintang-bintang yang lain. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang mendekati matahari. Ketika bintang tersebut berpapasan dengan matahari, ada bagian dari matahari yang tertarik ke arah bintang tersebut karena adanya gaya tarik gravitasi yang bekerja di antara bintang dan matahari, sehingga terbentuk semacam sayap matahari. Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari, gaya gravitasi yang bekerja semakin melemah sehingga bagian-bagian dari sayap matahari tersebut ada yang kembali ke matahari, tetapi ada yang membeku dan tidak kembali ke matahari. Bagian-bagian yang tidak kembali membentuk gumpalan yang disebut planetesimal. Setelah lama, beberapa gumpalan menyatu membentuk planet-planet yang bergerak mengelilingi matahari.
Kelemahan teori ini adalah bahwa semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah bintang tidak berputar mengelilingi matahari, tetapi lebih mungkain melayang bebas di angkasa.


4. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar ini mirip dengan teori planatesimal. Menurut teori ini, pada mulanya terdapat dua bintang yang kembar. Kemudian salah satu bintang meledak, sehingga serpihan-serpihannya menjadi planet yang bergerak mengitari bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak ini tidak lain adalah matahari kita.



6 komentar: